Sabtu, 13 September 2014


Jerman adalah sebuah negara yang sangat terindustrialisasi .

Di negara seperti ini, banyak yang akan berpikir bahwa orang di negara tersebut hidup dalam kemewahan.

Ketika saya tiba di Hamburg, rekan saya berjalan ke sebuah restoran, kami melihat banyak meja yang kosong. Ketika itu ada sebuah meja diisi oleh pasangan muda mudi yang sedang menikmati makanannya. Di meja itu hanya ada dua piring makanan dan dua kaleng bir. Aku membayangkan apakah bisa makanan simpel seperti itu dibilang romantis, dan mungkin saja si gadis akan meninggalkan si pemuda yang pelit tersebut.

Di sana juga ada beberapa wanita tua di meja yang lain. Ketika makanan disajikan, si pelayan akan membagi makanan tersebut ke piring mereka masing2, dan mereka akan menghabiskan makanan mereka sampai tidak tersisa di atas piringnya.

Karena kami lapar, rekan saya tadi yang juga orang lokal (mungkin orang Jerman mungkin tidak), memesan makanan yang cukup banyak untuk kami. Ketika kami selesai dan pergi, masih ada makanan yang tersisa kira2 sepertiga dari porsi awalnya.

Kami mau meninggalkan restoran ketika tiba2 seorang wanita tua berbicara dalam bahasa inggris kepada kami, dan kami sadari ternyata mereka tidak senang dengan kami yang menyisakan makanan kami di atas meja tadi, dan dalam jumlah yang cukup banyak.

“Kami kan sudah bayar makanan tadi, bukan urusan kamu berapa banyak kami menyisakan makanan”, kata rekan kami bilang kepada wanita tua tersebut. Wanita tersebut menjadi geram, dan salah satu dari wanita tersebut dengan seketika mengambil handphone nya dan menelpon seseorang. Beberapa saat kemudian, seorang petugas pria dengan seragam Organisasi Keamanan Sosial tiba. Dia sudah mengetahui masalahnya, dan dengan seketika mengeluarkan surat denda sebesar 50Euro (kira2 800rb rupiah). Kami semua terdiam.

Petugas tersebut berbicara dengan tegas dan keras “PESAN APA YANG BISA KAMU HABISKAN, UANG ITU MEMANG MILIK KAMU TAPI SUPPLY MAKANANNYA MILIK MASYARAKAT. MASIH BANYAK ORANG DI DUNIA YANG MENGHADAPI KEKURANGAN MAKANAN. KAMU TIDAK MEMILIKI ALASAN UNTUK MENYIAKAN MAKANAN TERSEBUT.

Pola pikir masyarakat di sebuah negara yang kaya seperti Jerman ini telah membuat kami malu pada diri kami sendiri. KITA PERLU MERENUNGI HAL INI. Kami berasal dari negara yang tidak seberapa kaya sumber dayanya. Untuk menahan rasa malu karena gengsi, kami sering memesan dan mentraktir orang dengan makanan yang banyak dan disaat setelah makan kita membuang sisanya dengan sia-sia.

CERITA INI MEMBERI PELAJARAN KEPADA KITA UNTUK BERPIKIR SERIUS DAN MERUBAH KEBIASAAN BURUK KITA.

“UANG ITU MEMANG MILIK KAMU TAPI SUPPLY MAKANANNYA (SUMBER DAYANYA) MILIK MASYARAKAT”

Jadi teman, di saat berlimpah makanan, cobalah untuk sedikit mungkin dan kalau bisa tidak ada makanan sisa yang terbuang percuma.

0 komentar:

Posting Komentar