Minggu, 14 September 2014


Di Jakarta, gelang karet warna-warni itu masih dengan mudahnya ditemui dijajakan pedagang mainan di sekolah-sekolah.

Gelang lucu loom band yang tengah menjadi tren di kalangan masyarakat, terutama anak-anak rupanya menyimpan efek negatif untuk kesehatan.
Belum lama ini gelang yang sering dipakai pesohor dunia seperti Kate Middleton, Pangeran William, serta David Beckham harus ditarik dari pasaran oleh jaringan toko mainan di Inggris, The Entertainer.
Penarikan dilakukan lantaran ditemukan zat berbahaya yang bisa menyebabkan kanker di gelang tersebut.

Berdasarkan pengujian oleh The Birmingham Assay Office menunjukkan, karet gelang itu mengandung 40 persen senyawa phthalates, jauh di atas ambang yang diizinkan Uni Eropa yakni 0,1 persen.

Senyawa itu digunakan untuk membuat plastik lebih fleksibel. Pada kadar tertentu, senyawa itu bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker.

"Phthalates dapat bermigrasi ke tubuh jika terkena kontak langsung dengan air liur atau keringat. Jelas gelang seperti itu adalah benda yang sangat berisiko, paling mungkin menjadi sumber kontaminasi," kata Marion Wilson, salah seorang penguji.

Tak hanya menjadi pemicu kanker, penggunaannya pada anak-anak juga juga harus dalam pantauan orangtua.

Sebab ada kasus bocah 7 tahun di Inggris bernama Kyle Lawrence yang buta karena terkena karet loom band. Ia harus menjalani operasi mata yang cedera terkena lemparan keras karet loom band.
Kasus lainnya yang juga terjadi Inggris, seorang bocah nyaris kehilangan 2 jarinya akibat tertidur saat membuat kreasi dari gelang plastik tersebut. Gelang yang kecil mengikat kedua jarinya, mengakibatkan peredaran darah di kedua jarinya tersumbat dan nyaris diamputasi

Di Jakarta, gelang karet warna-warni itu masih dengan mudahnya ditemui dijajakan pedagang mainan di sekolah-sekolah.

Harganya terbilang cukup terjangkau. Mulai dari Rp 3000, hingga yang paling mahal komplit dengan alat pembuatnya mencapai Rp 50 ribu. Namun, gelang loom band yang merupakan produk buatan China dengan lisensi dari Amerika Serikat dijual tanpa mencantumkan logo SNI (Standar Nasional Indonesia).

(Sumber: Daily Mail, BBC)

0 komentar:

Posting Komentar